Thursday, November 29, 2018

Mitologi Toraja: Liquifaksi Ulah Londong di Rura

Di sebuah tempat di Toraja konon ada daerah bernama Rura yang sangat subur. Karena kesuburannya sehingga hasil bumi sangat melimpah sehingga penduduk di sana tidak pernah kekurangan makanan dan banyak yang menjadi kaya dan sejahtera. Kekayaan membuat mereka tidak takut kepada siapapun. Mereka bebas melakukan apapun yang diinginkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam adat mereka.

Ada sepasang suami istri yang sangat kaya raya di Rura. Namanya Londong di Rura dan istrinya bernama Kombong di Rura yang memiliki dua orang anak, seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Setelah kedua anak mereka sudah dewasa orang tua mereka sepakat untuk menikahkan kedua anak mereka karena tidak ingin kekayaan mereka jatuh kepada orang lain.

Pada waktu berikutnya diadakanlah pesta pernikahan sedarah yang sangat besar dan mewah. Seluruh penduduk juga sepakat bahwa pernikahan ini dapat menjadi contoh karena kekayaan tidak akan jatuh ke tangan orang lain jika dilakukan upacara pernikahan seperti ini dan dilaksanakanlah upacara "La'pa' Kasalle" (sebuah ritus keagamaan) dan semua hadirin masuk ke lapangan.

Ketikan mereka sedang melakukan ritus ini, tanah tempat mereka melakukan pesta pernikahan ini menjadi ambruk dan tenggelam (Liquifaksi?) semua orang yang hadir turut tenggelam, rumah, makanan, semua benda yang ada diatasnya tenggelam. Kemudian datanglah air dan memenuhi tempat itu sehingga terlihat seperti danau.

Banyak orang yang juga menyaksikan kejadian itu dan membuat mereka sangat ketakutan. Maka pemuka adat dan orang yang ada di Rura berkumpul dan menelusuri apa yang menjadi penyebab bencana ini terjadi. Namun mereka tidak menemukan jawaban atas peristiwa yang terjadi itu. Akhirnya merekapun bertanya kepada Suloara' dan Buauran di kampung Sesean. Mereka adalah toko adat yang sangat terkenal pada saat itu. Dikirimlah utusan untuk bertemu dengan kedua orang ini supaya datang melihat dan mengungkapkan penyebab terjadinya bencana itu.

Setelah Suloara' dan Buauran tiba di Rura, mereka kemudian menyelidiki apa yang terjadi. Mereka menemukan penyebab bencana itu dan berkata:"Pemali, pemali tongan ia tu umpasule langngan banua to massiulu', umpasibali to misa' dikombong" (Pamali/Pantang untuk menikahkan orang yang bersaudara yang masih sedarah sedaging).

Mereka pun sadar bahwa ini karena ulah Londong di Rura yang menikahkan kedua anak kandungnya. Maka diadakanlah upacara adat untuk memulihkan keadaan di Rura. Keadaan di Rurapun kembali menjadi baik kembali karena nasehat dari Suloara' dan Buauran dari Sesean.

Inilah yang menjadi cerita turun temurun di Toraja sehingga jika akan digelar pernikahan, dalam pertemuan keluarga akan di tanyakan hubungan keluarga (silsilah)...

No comments:

Post a Comment

Mengenal Klasis Parandangan Sebagai Tuan Rumah KamNas Remaja II SMGT

Klasis Parandangan adalah salah satu Klasis yang berada dalam lingkup pelayanan BPS Wilayah II Rantepao. Klasis Parandangan terdiri da...