Thursday, February 1, 2018

Mitologi Orang Toraja Bagian 3: Aluk Sanda Saratu'

Aluk Sanda Saratu’. Kejadian penting selanjutnya dalam sejarah Toraja ialah datangnya kelompok yang disebut Tomanurun (to=orang; manurun=turun) di sekitar bagian akhir abad ke-13 Masehi. Terdapat kepercayaan dikalangan masyarakat bahwa Tomanurun itu datang dari langit, sebuah kisah mitologis yang ada tidak saja dikalangan orang Toraja tetapi juga dikalangan kelompok etnis lainnya di Sulawesi Selatan. Di antara para Tomanurun ada tiga yang paling terkenal, yaitu Tomanurun Tamboro Langi’ ri Kandora, Tomanurun di Langi’ Puang ri Kesu’, dan Tomanurun Mambio Langi’ ri Kaero. Ketiganya menetap di “Padang Dipuangi", wilayah bagian Tengah, dan karena itu mereka digelar Puang.

(Dikutip dalam buku L.T. Tangdilintin, Toraja dan Kebudayaannya, 1980, halaman 43)

Dengan cepat para Tomanurun itu memperoleh pengaruh besar di masyarakat karena mereka memiliki kelebihan dalam banyak hal. Tersebar cerita bahwa mereka telah diutus dari langit oleh Puang Matua dengan tugas melaksanakan pembaharuan keagamaan. Sebab di mata Puang Matua, aluk waktu itu tidak lagi sebagaimana adanya pada permulaan. Tokoh paling terkemuka di antara para Tomanurun  itu ialah Tamboro Langi’. Dialah yang dikenal sebagai pendiri apa yang disebut Aluk Sanda Saratu' (= Aluk Lengkap Seratus). 

Di sini lagi, sebagaimana halnya dengan nama Aluk Sanda Pitunna, kita menjumpai simbol-simbol angka. Ajaran pokok Aluk Sanda Saratu’ ialah bahwa setiap bentuk kesatuan yang ada dalam kosmos itu tersusun bertingkat-tingkat. Demikian pulalah halnya dengan masyarakat manusia. Demikianlah, secara simbolis, angka 1-9 menampilkan rakyat kebanyakan, dimana angka 9 menandakan orang biasa yang sempurna. Selanjutnya angka puluhan antara 10 dan 90 menandakan tingkat-tingkat pemimpin dalam masyarakat, sementara angka 100 (saratu’) menyimbolkan penguasa tertinggi duniawi, yaitu raja; dan akhirnya angka 1000 adalah untuk Ada Tertinggi, Puang Matua.

Sedemikian itu, dari namanya mudah diterka bahwa ajaran baru ini menekankan tata duniawi, organisasi masyarakat. Dalam Aluk Sanda Pitunna tekanan diletakkan khususnya pada hubungan antara makhluk (terutama manusia) dan kenyataan ilahi (Puang Matua dan dewa/i), dimana hidup ritual begitu diperhatikan. Dalam kenyataan, ajaran dasar Aluk Sanda Pitunna, “yang sudah tertanam dalam di hati rakyat”, tetap diterima dalam Aluk Sanda Saratu’. Dan dengan demikian Aluk Sanda Saratu’ sering juga disebut Aluk Sanda Karua (Ajaran lengkap delapan). 

Dengan kedatangan para Tomanurun, khususnya lewat penyebaran Aluk Sanda Saratu’, mulailah berlaku sistem monarki, dan status sosial yang ditandai dengan tiga tingkatan status dalam masyarakat, yaitu golongan Puang (terdiri dari para Tomanurun dan keturunannya), tomakaka (penduduk yang sudah ada sebelumnya) dan kaunan (para hamba, yang dikatakan datang menyertai para Tomanurun,  serta keturunannya). Masa ini dalam sejarah Toraja disebut “masa aristokratis” oleh Puang Paliwan Tandilangi’. Kepemimpinan tertinggi dalam masyarakat diambil alih oleh para Tomanurun dan keturunannya, sementara para Kepala Adat yang lama (dikalangan para tomakaka) turun ke tingkatan lebih rendah (bua’ ke bawah), di mana pada kenyataannya semangat kekeluargaan dan sistem Aluk Sanda Pitunna tetap hidup di kalangan masyarakat.

Apa yang baru dikatakan di atas berlangsung di bagian selatan Padang Dipuangi (Tallu Lembangna dan Balusu di Utara). Di bagian utara berlangsung perkembangan yang berbeda. Agaknya bagian Utara berupaya tetap mempertahankan Aluk Sanda Pitunna secara murni. Oleh karena itu dapat dipahami kalau kemudian pusat Aluk Sanda Pitunna pindah dari Banua Puan di Marinding ke Kesu’, yang selanjutnya dikenal sebagai Panta’nakan Lolo (tempat penyemaian, artinya tempat di mana orang-orang muda dibina untuk menjadi pemimpin, atau juga biasa disebut pucuk kepemimpinan), sebagaimana sudah disinggung di atas. 

Bagian ke-2: Aluk Sanda Pitunna 

No comments:

Post a Comment

Mengenal Klasis Parandangan Sebagai Tuan Rumah KamNas Remaja II SMGT

Klasis Parandangan adalah salah satu Klasis yang berada dalam lingkup pelayanan BPS Wilayah II Rantepao. Klasis Parandangan terdiri da...