Aluk
To Dolo berasal dari kata Aluk dan To Dolo, Aluk artinya aturan atau upacara, juga
dapat diartikan sebagai kepercayaaan. Sedangkan To Dolo artinya leluhur atau nenek moyang. secara harafiah Aluk To Dolo dapat diartikan sebagai
agama leluhur. Aluk To Dolo (agama
leluhur) atau Alukta (agama kita),
agama asli Toraja sejak 1969 mendapat status resmi sebagai mazhab Agama Hindu, namun
sesungguhnya tidak memuat paham atau ajaran Agama Hindu. Aluk To Dolo terbentuk dari sejumlah lapisan tradisi dalam
perjalanan sejarah. Sekurangnya terdapat dua lapisan tradisi utama, yaitu Aluk Sanda Pitunna dan Aluk Sanda Saratu’.
Kepercayaan Aluk To Dolo tidak memiliki kitab suci
secara tertulis, karena budaya Toraja diwariskan secara lisan atau tidak
tertulis. Sumber utama dari ajaran Aluk
To Dolo adalah passomba tedong. Passomba tedong secara harafiah berasal dari kata passomba artinya penyucian dan tedong
artinya kerbau yaitu proses penyucian kerbau.
Passomba tedong merupakan inti dari ajaran Aluk To Dolo yang merupakan “buku suci” Aluk, berisi
tentang kisah penciptaan dengan meletakkan dasar relasi harmonis dengan tiga
pucuk kehidupan (tallu lolona): relasi
harmonis dengan Pencipta, dewa-dewa, roh-roh dan nenek-moyang (leluhur); relasi
harmonis dengan sesama manusia; dan relasi harmonis dengan alam lingkungan.
Passomba tedong terdiri dari dua
versi yaitu Passomba Tedong versi
Kesu’ (PTK) dan Passomba Tedong versi
Makale Tallu Lembangna (PTM-TL). Naskah PTK terdiri dari 791 kuplet dan PTM-TL terdiri
dari 1186 kuplet.
Menurut Ajaran Aluk To Dolo Dalam Passomba Tedong terjadi kisah penciptaan di langit oleh Puang
Matua. Ia menciptakan segala isi bumi ini dengan pertama-tama menciptakan 8
(delapan) Zat atau Makhluk di atas langit menggunakan bulaan matasak (emas murni) melalui suatu wadah tempahan Sauan sibarrung (puputan kembar, suling
kembar) sebagai berikut:
- Nenek dari Manusia bernama Datu La Ukku’,
- Nenek dari Racun berbisa bernama Menrante,
- Nenek dari Kapas bernama La Ungku,
- Nenek dari Besi bernama Irako,
- Nenek dari Hujan bernama Pong Pirik-pirik,
- Nenek dari Kerbau bernama Menturini,
- Nenek dari Padi bernama Lamemme, dan
- Nenek dari Ayam bernama Menturiri.
Hubungan semua ciptaan
ini adalah sangserekan artinya bahwa
paruh-sobekan dari satu keutuhan dengan kata lain bahwa mereka adalah saudara.
Yang bukan manusia rela mengorbankan diri untuk manusia (Datu La Ukku’). Itulah sebabnya hubungan Manusia dan alam masih sangat terpelihara dalam kehidupan masyarakat Toraja. Debu
dari ciptaan ini dihamburkan Puang Matua
di lembah yang subur. Setelah lewat jumlah malam yang lengkap, tumbuhlah
bermacam pohon dan tanaman, dan hewan.
Bagian ke-2: Aluk Sanda Pitunna
Bagian ke-3: Aluk Sanda Saratu'
Ayam Bangkok Super yang mempunyai beberapa gaya teknik pukulan yang Jitu, Apa sajakah Teknik tersebut ? kunjungi langsung di http://tajenonline.live
ReplyDeleteAtau bisa hubungi WA pemilik Ayam Bangkok Super kami 0812-2222-995
Jangan lupa di share teman teman nya juga ya.