Tuesday, December 26, 2017

Ghitari Coffee Plantation Sudah Bisa di Kunjungi Kembali

Hari Natal dan penyambutan Tahun Baru bersama keluarga di kampung halaman adalah harapan setiap orang yang ada di tempat perantauan. Terlebih pertantau Toraja, karena orang Toraja akan selalu merindukan kampung halamannya di manapun mereka pergi.

Rasa penat dengan rutinitas pekerjaan, perjalanan jauh, suasana ramai dan macet sering membuat pikiran menjadi tidak tenang dan juga membuat stres. Tentunya anda ingin menghilangkan seluruh rasa penat itu? Nah inilah salah satu tempat yang cocok.

Ghitari Coffee Plantation adalah sebuah tempat yang sangat indah, sejuk dan asri. Tempat ini adalah perkebunan kopi arabika asli Toraja yang masih sementara dalam proses penataan yang sudah hampir rampung.

Di tempat ini kita akan merasakan kesejukan dengan pemandangan alam dan rumput yang hujau, tempat duduk dengan desain mewah dan elegan, bangunannya unik yang menyatu dengan alam sehingga kita dapat merasakan sensasi yang sangat luar biasa menyejukkan hati dan mata yang memandang.

Di tempat ini jg, akan ada rasa syukur kepada Tuhan yang akan terungkap sehingga pikiran dan hatipun akan menjadi segar kembali. Ide-ide akan terbangun, inpirasi akan segala sesuatu akan muncul dan inilah yang dialami oleh penulis. "Puji Tuhan" itulah yang akan selalu terungkap.

Tempat ini juga kita diajarkan bagaimana untuk merawat dan menghargai alam ciptaan Tuhan, sehingga pengunjung tidak boleh menginjak rumput. Menurut salah satu orang pengelola dan penjaga tempat ini, tempat ini sudah mulai dibuka kembali pada tanggal 20 Desember 2017, Namun hanya buka dari pagi sampai sore hari (pukul 17.00 atau 18.00 wita) juga masih ada batasan tempat yang boleh dikunjungi.

Lokasi tempat ini ada di Kaero, Sangalla', Jalurnya gampang, Sebelum sampai  ke Objek Wisata Permandian Air Panas di Makula', anda mengambil jalur ke kanan, ikuti terus jalurnya dan anda akan diarahkan dengan petunjuk jalan...

Selamat Memaknai Natal dan Menyongsong Tahun Baru 2018 bersama keluarga, Tuhan Memberkati...
Salama'...

Thursday, December 21, 2017

GMKI TORAJA: "Mengecam dan Mengutuk" Pelaku Pembunuh Seorang Mahasiswi di Toraja

Masyarakat Toraja baru-baru ini digemparkan dengan penemuan mayat seorang Mahasiswa UKI Toraja yang ditemukan di kawasan hutan pinus, Marrang, Kelurahan Tampo, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja Selasa (19/12/2017). Korban ditemukan dengan kondisi yang sangat mengenaskan yang ditutupi dengan semak belukar.

Informasi terkini dari media Toraja (20/12/2017) mengungkapkan bahwa dijasad Martina Marni ditemukan sedikitnya 13 luka menganga akibat benda tajam. Belum ada kepastian tentang hasil visum karena masih dalam penyelidikan.

Bebagai macam tanggapan Masyarakat Toraja tentang kejadian ini, termasuk teman Kampus. Tanggapan dari Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris mengajak semua pihak UKI Toraja turut dalam penyalaan lilin di depan Kampus 1 UKI Toraja hari ini pukul 17.00 wita sebagai wujud kedukaan yang dirasakan oleh seluruh pihak UKI Toraja.

Sementara itu Segenap Civitas GMKI Toraja sangat menyayangkan kejadian ini, bahkan mengecam dan mengutuk pelaku pembunuhan. Toraja harus bebas dari tindakan kriminal (pembunuhan) dan menyampaikan kepada pihak Kepolisian dan Pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini.

Berikut kutipan dari laman Facebook Restu Tangaka: 
"Segenap Civitas GMKI TORAJA mengecam dan mengutuk pelaku pembunuhan sala seorang MAHASISWA UKI Toraja.
Menyikapi kasus tsbt, kami menyampaikan dgn tegas kepada pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini.... Toraja harus bebas dari tindakan kriminal (Pembunuhan)....
Kpd segenap kader GMKI dan Mahasiswa Toraja untuk menyerukan kasus ini. Jgn kemudian kita terhipnotis dengan kenyamanan kita masing2, lalu lupa akan peran kita sebagai pembawa perdamaian di Daerah Kita.
Kami Civitas GMKI turut berduka cita atas meninggalnya saudara MARNI (Mahasiswa UKI Toraja, Fak. Bahasa Inggris)."

Besar harapan saya selaku penulis bahwa semoga Tuhan memberkati Pihak yang berwajib yang menangani kasus ini agar segera menemukan titik terang dan menangkap pelaku pembunuhan dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku...

Turut merasakan duka cita, semoga Orang Tua, segenap keluarga, sahabat, dan teman-teman dari Almh. Martina Marni diberikan kekuatan iman dan penghiburan yang asalnya dari Tuhan Sang Pemilik kehidupan ini....

Tuesday, December 5, 2017

Jika Tidak Ingin Terjebak Macet, Perhatikan Rambu Jalan Sebelum Masuk Di Pasar Baru, Sangalla'

Pasar Baru Sangalla' adalah Pasar Tradisional di Lembang Saluallo Lampio Kecamatan Sangalla' Utara, Kabupaten Tana Toraja. Pasar ini mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai tempat.

Pasar ini menjual aneka ragam keperluan dapur dan rumah tangga. Mulai dari Kopi, biji kakao, lombok katokkon (lada barasan), pangi, pamarrasan, pinang, sirih, pangngan, karisso, tamarillo, dan semua sayur-sayuran, buah dan sebagainya. Ada juga yang menjual alat-alat rumah tangga tradisional, la'bo' (parang Toraja) dan proses pembuatannya secara manual, sampai pada pakaian, aksesoris, dan keperluan alat-alat dapur modern.

Jadwal pasar ini satu kali enam hari, misalkan hari ini selasa jadwal pasar, jadwal berikutnya adalah hari senin. Jalan raya disekitar luar pasar biasanya padat dengan pejalan kaki dan kendaraan yang diparkir. Sehingga hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan saja (mobil).

Untuk mencegah macet, ada rambu pengalihan jalur. Jika anda sedang bepergian menggunakan mobil ke Sangalla' dan bertepatan dengan hari Pasar Baru Sangalla', sebaiknya dan seharusnya anda belok ke kiri jika melihat tanda larangan (dilarang masuk khusus hari pasar) ke jalan Kantor Lembang Saluallo Lampio, setelah itu belok ke kanan terus sampai di pertigaan jalan (Travo Listrik PLN), ambil jalan ke kiri dan silahkan lanjutkan perjalanan ke tujuan anda.

Namun jika anda ingin masuk melihat pasar, sebaiknya anda parkir mobil di sekitar kantor Lembang lalu melanjutkan perjalanan ke dalam pasar yang juga menjadi tujuan wisatawan lokal dan luar negeri.

Semoga informasi ini bermanfaat. 
Salama'...

Tuesday, November 28, 2017

Ayo Dukung Ian Perwakilan dari Toraja, Sulawesi Selatan

Yayasan Putera-Puteri Maritim Indonesia kembali menyelenggarakan ajang Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia (PPMI) 2017.

Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia (PPMI), bermaksud meningkatkan peran serta generasi muda, yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan Bangsa Indonesia dalam mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. 

Mengacu pada hal tersebut, Yayasan Putera-Puteri Maritim Indonesia, dengan tema “Dengan Berwawasan Budaya Indonesia, Putera-Puteri Maritim Indonesia Siap Mewujudkan Eksistensi NKRI Sebagai Negara Maritim” akan melaksanakan Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia pada tanggal 28 November 2017.

Kegiatan Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia (PPMI) ini bertujuan mencari potensi yang multi-talenta dari kalangan generasi muda bangsa Indonesia untuk menjadi Duta Maritim yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, memiliki wawasan dan budaya maritim yang profesional, memiliki kreatifitas yang tinggi dan handal serta memiliki komitmen untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia melalui peningkatan pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi Sumber Kekayaan Alam Kelautan Indonesia, untuk kemudian mensosialisasikan dan mempromosikannya kepada masyarakat melalui kegiatan yang atraktif baik ditingkat regional maupun internasional.

Salah satu perwakilan dari Sulawesi Selatan yang berasal dari Sangalla' Kabupaten Tana Toraja adalah Ian Imanuel Fidhatami. Dia mewakili daerah Sulsel dan membawakan baju adat Toraja. Suatu kebanggaan dia disa lolos dari 4995 peserta yang mendaftar, 175 peserta yang lulus berkas, 135 peserta yang lolos wawancara secara online dan 80 peserta terpilih diajang ini. Dia bersyukur kepada Tuhan karena bisa lolos dan termasuk dalam hitungan 80 peserta terpilih.

Untuk itu, dukung saudara kita ini melalui instagram dengan cara:
1. Follow akun resmi intagram PPMI @ppmaritimindonesia
2. Like Foto peserta jagoanmu (Ian: Nomor 45)
3. Comment "Vote (spasi) nomor peserta" di postingan foto nomor 45
4. Share sebanyak-banyaknya dan jangan lupa tag akun @ppmaritimindonesia!!!

Ayo buruan dukung... Salama'

Pasca Longsor, Beginilah Kondisi Jalan ke Bokin

Beberapa hari yang lalu, Toraja mengalami cuaca ekstrim dengan Curah hujan yang deras dan disertai angin kencang. 

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya dua bibit siklon tropis di Samudera Hindia Selatan, Jawa dan Barat Daya Bengkulu. Hal tersebut berdampak pada terjadinya cuaca ekstrim disertai hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia.(Sumber: Channel Youtube Metro TV, 26 Nov 2017).

Dampak tersebut kita alami di wilayah Toraja beberapa hari ini, sehingga terjadi longsor di berbagai titik di wilayah Toraja. Termasuk beberapa hari yang lalu mengakibatkan lonngsor di jalan poros ke Bokin, Toraja Utara.

Beredar di media sosial (Facebook), video tentang usaha yang dilakukan salah seorang pegawai Puskesmas Bokin melewati jalan bekas longsor. Puskesmas ini berada di Lembang Bokin, Kecamatan Rantebua, Toraja Utara. Meskipun tanah longsor yang menutupi jalan sudah dibersihkan tetapi lumpur masih tersisa di jalan yang menyebabkan jalanan menjadi becek.

Berikut video yang diberikan oleh pemilik akun Facebook Sarny Paembong Nannink:
Harapan mereka agar jalannan ini segera diperbaiki agar akses ke Puskesmas berjalan dengan baik dan lancar.

Salama'...

Saturday, November 25, 2017

Merinding!! Refleksi Natal Keluarga Kristen Toraja dalam Drama Musikal mp3


Dalam penghayatan Iman kepada Yesus Kristus tentunya kita selaku orang Kristen harusnya mengikuti teladan Yesus yaitu "Kasih". Kisah dalam drama ini adalah salah satu realitas kehidupan masyarakat pada umumnya yang akan menjadi renungan bagi masyarakat Toraja dalam menghayati Iman Kristen dalam budaya Toraja. 

Kisah fiksi ini menceritakan tentang relasi kehidupan keluarga bapak Winda dengan bapak Roy yang adalah saudara kandungnya sendiri. Bapak Winda adalah keluarga yang miskin sedangkan bapak Roy adalah keluarga yang kaya raya di kampungnya.

Yang menjadi penekanan ialah penghayatan selaku orang Kristen dalam mengaplikasikan imannya kepada sesama dan bahkan dalam keluarga terdekat sekalipun. Bagaimana kita mengaplikasikan "kasih" dalam kehidupan nyata, jangan sampai "kasih" hanya ucapan dibibir, tetapi hati membenci. Karena Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia (bnd. Yak. 2:26).

Winda adalah anak yang Rajin, Pintar disekolahnya dan aktif dalam melakukan kegiatan gerejawi. Dia ingin sekali melanjutkan kuliah jika lulus di SMA nantinya, namun dia mengalami kendala karena keterbatasan biaya untuk sekolah. Sementara ibunya sering sakit-sakitan dan bapaknya hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu.

Bapak Roy adalah paman dari Winda, saudara bapak Winda. Dia adalah orang kaya yang sudah terkenal di kampungnya dan juga menjabat sebagai Majelis di Gereja. Dalam penghayatan panggilannya, dia belum menyadari penuh akan tugas dan panggilannya.

Ketika bapak Winda datang meminta bantuan, bapak Roy tidak merespons dengan baik sehingga membuat dia patah semangat. Sesampainya di rumah dia meluapkan kekesalannya kepada istri dan anaknya sehingga berdampak buruk bagi istrinya yang harus dirawat di rumah sakit dan berujung pada kematian.

Penyesalan selalu ada dibelakang. Diakhir kisah, berakhir dengan penyesalan dan damaipun terjalin kembali dalam keluarga bapak Winda dan bapak Roy meskipun dengan pengorbanan. Lagu "Damai-Mu Tuhan" menjadi soundtrack. Drama ini dibuat oleh Pdt. Hardianus Bela, S.Th saat kegiatan Perayaan Natal di Pangli beberapa tahun yang lalu...

Simak dan renungkan dalam video di Atas dalam link DI SINI. Salam Damai, Tuhan Yesus Memberkati...

Sunday, November 12, 2017

Pemerintah Setempat Mengunjungi Bunga Langka di Palipu'

Viralnya Bunga Bangkai di dunia maya menjadi perhatian pemerintah setempat. Disela-sela kesibukan kemarin (Sabtu,11/11/2017), Pemerintah setempat yaitu Kepala Lembang Palipu' datang untuk melihat dan bahkan menyentuh langsung Bunga yang langkah tersebut. Bapak Semuel Manukrante ingin memastikan bahwa bunga tersebut adalah bunga Bangkai, bunga yang langka.

Menyikapi hal tersebut, Beliau ingin mengajak semua orang yang penasaran dengan bunga langka ini untuk datang menyaksikan secara langsung bunga tersebut di halaman Gereja Toraja Jemaat To' Ampingan, Palipu' Kandora, Kecamatan Mengkendek.

(Gambar: Batang dan daun dari Bunga Bangkai)
"Awalnya sudah ada tanda-tanda dari bunga tersebut satu tahun yang lalu, awal kemunculannya berupa tanaman dengan batang yang hijau bintik-bintik putih dengan daun yang bercabang tiga. Setelah kering, ia meninggalkan umbi di dalam tanah, sehingga muncul tunas yang kecil, dan beberapa hari kemudian tumbuh dan besar menjadi bunga bangkai," ungkap Ibu Pendeta Jemaat To' Ampingan, Pdt. Dorce Dasa.

Sudah dua hari bunga tersebut mengeluarkan aroma seperti bangkai. Baunya mulai terasa menyengat pada pukul 14.00 sampai malam hari sehingga kita tidak tahan untuk mencium baunya. Karena bau tersebut, sehingga membuat serangga dan lalat mendatangi bunga tersebut, bahkan mengerumuni dan tinggal dalam bunga itu.

Sampai kemarin, banyak orang yang penasaran mengunjungi bunga langka ini. Sudah banyak juga media datang untuk meliput keberadaan bunga itu. Melalui bunga tersebut, Palipu' mulai di kunjungi banyak orang. Bunga ini membawa berkat tersendiri bagi Ibu Pendeta. "Sahabat yang sudah lama tidak berjumpa, dengan adanya bunga ini, boleh bertemu lagi" ungkap Ibu Pendeta dengan suka cita.

Salama'

Thursday, November 9, 2017

Bunga Aneh Tumbuh di Toraja: Bunga Bangkai?

Bunga Bangkai atau Suweg adalah tanaman anggota marga Amorphophallus yang dekat dengan Amorphophallus titanum yang merupakan anggota dari famili dari Araceae (talas-talasan). Suweg merupakan tumbuhan herba dan menahun, batangnya berbentuk tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam belang-belang putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil berwarna cokelat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan suweg. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.

Tanaman ini tumbuh dimana saja seperti di pinggir hutan jati, di bawah rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar dan di tempat-tempat di bawah naungan yang beranekaragam. Untuk mencapai produksi umbi yang tinggi diperlukan naungan 50-60% Tanaman ini tumbuh dari dataran rendah sampai 1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu antara 25-35oC, sedangkan curah hujannya antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Pada suhu di atas 35oC daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah menyebabkan suweg mengalami dormansi. Tumbuhnya bersifat tersebar di hutan-hutan atau di pekarangan-pekarangan, dan belum banyak dibudidayakan. Suweg dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat berpasir, strukturnya gembur, dan kaya unsur hara, di samping itu juga memiliki pengairan baik, kandungan humus yang tinggi, dan memiliki pH tanah 6 – 7,5. (sumber: marianacity.wordpress.com).

Kemunculan bunga ini sempat viral di duna maya khususnya di Facebook. Penemu bunga ini tidak tahu jenis bunga tersebut sehingga ditanyakan di Fb tentang jenisnya (karena mungkin baru kali ini bunga ini tumbuh di Toraja atau sudah banyak tapi baru kali ini muncul?). Menurut Ibu Pdt Dorce Dasa, S.Th, bunga langkah pertama kali ditemukan pada hari Minggu (05/11/2017) dengan kondisi masih kecil dan pendek. Pertumbuhan bunga begitu cepat, Pada hari Rabu kemarin kelopak bunga mulai keluar hingga saat ini seperti yang terlihat pada gambar.

Bunga ini mengeluarkan aroma yang cukup meyengat ketika mencium aroma kelopak bunganya, namun ini ketika kita dekat dengan kelopak bunga saja tetapi ketika kita agak jauh baunya tidak tercium lagi. Bunga ini tumbuh di halaman Gereja Toraja Jemaat To' Ampingan yang terletak di Lembang Palipu', kecamatan Mengkendek. Jika anda penasaran dengan bunga ini silahkan kunjungi ke tempat tersebut...

Salama'...

Tuesday, November 7, 2017

Toraya Na' Raka? Nilai-Nilai yang Dicari Oleh Orang Toraja

Jangan mengaku Orang Toraja jika tidak pernah melakukan hal ini atau paling tidak menjiwai nilai-nilai luhur yang membuat budaya kita tetap eksis sampai pada saat ini ditengah perkembangan zaman modern. Nah berikut Beberapa nilai hidup yang dikejar oleh orang Toraja menurut Th. Kobong, Nilai-nilai itu adalah:

Kebahagiaan, diperoleh identik dengan kesejahteraan atau kekayaan. Manusia Toraja dapat hidup dalam kebahagiaan dan kesejahteraan apabila kehidupannya diberkati dengan “tallu lolona” (tiga pucuk kehidupan): lolo tau (keturunan), lolo patuan (hewan, utamanya kerbau), dan lolo tananan (tanaman, utamanya padi).

Kedamaian (karapasan), pada dasarnya manusia Toraja tidak agresif/ekspensif. Ia senantiasa menjaga kedamaiaan/kerukunan dengan tetangga dan semua orang. Nilai-nilai lain bisa dikorbankan demi terjaganya kedamaian.

Persekutuan (kombongan atau rara buku), lambang persekutuan hidup manusia Toraja adalah “Tongkonan”. Persekutuan ini kemudian berlanjut pada gotong royong sebagai partisipasi dalam Tongkonan, saling memberi dan menerima, kehadiran dalam sebuah acara/upacara keagamaan.

Harga diri, keluarga berani mengorbankan harta benda daripada kehilangan harga diri dan nilai persekutuan dalam keluarga. Mungkin ini merupakan salah satu alasan banyaknya orang Toraja yang merantau sampai pada luar Negeri. Juga membuat mereka suka akan tantangan, tekun dan bekerja keras melakukan pekerjaannya.

Kesopanan (longko’ dan siri’), Penghargaan terhadap tamu (tamu adalah raja), KerajinanDisukai semua orangPernikahan (rampanan kapa’), Kerendahan hati (maluang ba’tang), Kepemimpinan tallu bakaa (kinaa/manarang=bijak, sugi’=kaya, barani=berani).

Dari sepuluh hal tersebut, masih adakah yang lain yang bisa untuk ditambahkan?

Meoli Komi Toraya...!!!
Salama'


Monday, November 6, 2017

Luar Biasa!!! Kebersamaan Panitia dan Peserta Raker V PPGT (PPGT Klasis Sulawesi Barat)

Rapat Kerja V Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) adalah Raker terakhir sebelum PPGT Menggelar Kongres tahun depan. Raker V ini dimandatkan kepada Klasis Sulawesi Barat sebagai Klasis penghimpun. Selanjutnya PPGT Klasis SULBAR menunjuk Jemaat Mamuju sebagai tuan rumah tempat pernyelenggaraan kegiatan ini. Kegiatan ini diikuti oleh Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PP.PPGT) dan seluruh pengurus/utusan PPGT Klasis dari berbagai tempat.

PPGT adalah generasi masa kini dan masa depan Gereja serta penerus cita-cita perjuangan bangsa. PPGT adalah warga gereja yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas dan panggilannya ditengah-tengah gereja, masyarakat dan alam semesta. PPGT telah berjalan dalam Visi PPGT "Disukai Allah dan Manusia", serta Misi PPGT "Kader Siap Utus", PPGT mencoba untuk hadir dalam wujud pelayanannya mulai dari Jemaat, Klasis, hingga pada tingkat sinode.

Rapat Kerja PPGT sebagai wadah untuk mengesahkan Program Kerja, mengesahkan RAPB serta mengesahkan rekomendasi-rekomendasi pada Pengurus PPGT disemua lingkup BPS, dan mitra eksternal (Pasal 3, ayat 7 poin a, b dan c Tata Kerja PP.PPGT) merupakan salah satu wadah penting untuk membicarakan bersama tentang apa dan bagaimana PPGT dalam mewujudkan Visi dan Misinya. Melalui hasil Rapat kerja inilah PPGT mendasari langkahnya untuk menunjukkan eksistensinya tidak hanya sebagai generasi muda Gereja, namun juga menjadi generasi muda bangsa ini. (Sumber: Buku Panduan Raker V)

Panitia sangat antusias dalam menyukseskan kegiatan ini, mulai saat penyambutan rombongan dari Toraja di gerbang masuk Kota Mamuju, penyiapan penginapan, kelangsungan Raker, dan sampai pada kembalinya rombongan peserta Raker ke gerbang keluar Kota Mamuju. Pemerintah setempat menghadiri acara pembukaan Raker yaitu Gubernur Sulawesi Barat dan Wakil Bupati Mamuju. Ibadah pembukaan dipimpin oleh BPS Gereja Toraja dan penutupan oleh PP.PPGT. Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua V BPS Gereja Toraja.

Masih banyak yang perlu untuk dilaksanakan dalam mencapai Visi dan Misi PPGT, tentunya ini membutuhkan komitmen dan langkah yang konkret yang dilakukan secara bersama-sama. Semoga kedepannya semakin berbuah banyak dalam dunia, menjadi Kader Siap Utus yang disukai Allah dan Manusia. PPGT semakin PPGT Jayalah!!!

Wednesday, November 1, 2017

Sukacita dalam Perayaan 70 Tahun Gereja Toraja

Ratusan Anggota Se Gereja Toraja memadati Lapangan Bakti, Rantepao, Toraja Utara. Ini adalah ibadah raya yang ke-2 HUT ke-70 Gereja Toraja yang dirangkaikan dengan peringatan 500 Tahun Reformasi. Arak-arakan perayaan ini dimulai dari Kantor Sinode Gereja Toraja ke Lapangan Bakti Rantepao. Peserta yang mengikuti defile sangat bersukacita dan berantusias. Meskipun cuaca agak panas, namun mereka tetap semangat mengikuti kegiatan ini. Hal tersebut nyata dalam cuplikan video berikut ini:

Berikut Sejarah singkat tentang Gereja Toraja. Gereja Toraja berdiri sebagai lembaga mandiri pada tanggal 25-28 Maret 1947, mengawali kiprah pelayanan formalnya melalui pelaksanaan Sidang Sinode I di Rantepao yang dihadiri oleh 35 utusan dari 18 Klasis. Sidang Sinode I ini memutuskan bahwa orang-orang Toraja yang menganut Agama Kristen perlu bersekutu secara mandiri dalam satu institusi gereja yang diberi nama "Gereja Toraja".

Sebelumnya nama "Gereja Toraja" sudah dibicarakan sejak Zending. Dalam rapat Konferensi Para Zendeling tanggal 7 Juli 1930, diusul tiga nama,yaitu: Pertama: Jemaat-Jemaat Kristen Protestan Toraja, Kedua: Gereja Kristen Protestan Toraja, dan Ketiga: Jemaat-Jemaat Kristen Injili Toraja. Dalam Konferensi Para Zendeling tahun 1937 dibicarakan lagi beberapa nama. Pertama: Gereja Kristen Toraja, Kedua: Sidang Masehi/Kristen Toraja, dan Ketiga: Kombonganna Karisten Toraja.

Hingga Sidang Sinode Am XXIV 2016 di Makale jumlah Klasis yang ada pada saat itu adalah 89 Klasis dari 1.015 Jemaat, 267 Cabang Kebaktian, dan 86 Tempat Kebaktian yang tersebar di Seluruh Indonesia dan Luar Negeri. Dalam defile tadi, Klasis Makassar sudah menjadi tiga Klasis sehingga jumlah Klasispun bertambah.

Harapan kedepannya sesuai dengan Tema Sidang Sinode Am XXIV bahwa Gereja Toraja akan semakin dan terus Berakar dalam Kristus, Berbuah Banyak dalam Dunia (Kol. 2:7; Yoh. 15:8). 

Monday, October 30, 2017

Selain Kopi, Kualitas Kakao Toraja Juga Baik

Kopi Toraja terkenal dengan rasa kopinya yang khas dan sudah lama mendunia. Kopi khas Toraja selalu dicari-cari oleh penikmat kopi baik itu orang yang berada di Toraja sendiri, perantau Toraja, masyarakat Indonesia bahkan sampai luar Negeri. Namun selain Kopi, orang Toraja juga menanam Kakao. Buah Kakao atau buah coklat tidaklah begitu asing bagi sebagian besar orang Toraja yang tinggal di Toraja. Pohonnya biasa dapat tumbuh di kebun atau bahkan di sekitar pekarangan rumah.

Biji kakao (Theobroma cacao) merupakan bahan dasar dari pembuatan coklat. Buah kakao memiliki kulit yang tebal, sekitar 1-3 cm. Setiap buah kakao mengandung biji sebanyak 30-50 biji. Warna biji sebelum proses fermentasi dan pengeringan adalah putih, dan lalu berubah menjadi keunguan atau merah kecoklatan.

Dinas Perkebunan Sulsel mencatat produksi 145.674 ton kakao pada tahun 2016. Produksi berasal dari 239.266 hektar lahan yang tersebar di 22 kabupaten/ kota. Kakao asal Sulsel diekspor ke Tiongkok, Jepang, India, Malaysia, Sri Lanka, dan India. Menurut Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulsel tahun 2015, Tana Toraja menghasilkan 1.295 ton Toraja Utara menghasilkan 1.434 ton.

Dari data yang saya peroleh ini kemudian saya berpikir bahwa Toraja mungkin bisa juga untuk membuat industri rumah tangga untuk mengolah biji Kakao ini menjadi olahan coklat. Biji Kakao dari kebun masyarakat Toraja termasuk biji Kakao yang berkualitas, namun minimnya pengetahuan tentang pengelolahan biji Kakao ini membuat mutu dan kualitasnya berkurang. Biji Kakao yang telah dipisahkan dari daging buahnya harus difermentasi selama 2-5 hari agar membuat aroma khas coklatnya keluar.

Mengelola biji Kakao menjadi coklat itu gampang-gampang susah, namun ini tergantung kemauan seseorang dan cara mengolahnyapun sederhana. Sumber dari Youtube tentang cara mengolah biji Kakao menjadi coklat banyak. Beginilah cara pengolahannya secara umum: Pertama setelah biji Kakao difermentasi, lalu dijemur sampai kering (kadar air 7%). Setelah itu sangrai sekitar 20 menit, lalu pisahkan kulit biji luarnya, lalu blender hingga halus. Kemudian rebus air, tambahkan gula secukupnya dan masukkan bubuk coklat. setelah mengental lalu diamkan hingga beku dalam freezer. Untuk informasi yang lengkap nonton saja di Youtube, ada banyak cara pengolahan, dari yang sederhana hingga yang modern.

Pemuda Toraja sangat berpotensi untuk melakukan usaha ini karena Toraja merupakan destinasi wisata yang sudah diminati banyak orang dan bahkan dunia. Mudah-mudahan ini menjadi motivasi bagi pemuda yang ada di Toraja untuk menjadi mandiri selalu berinofasi dan memberdayakan kekayaan alam agar menjadi sumber penghasilan.

Salama'...

Wednesday, October 25, 2017

Toleransi dalam Ma' Ta'da (Ma' Nene' Versi Bebo')


Berbicara tentang daerah ini tidak ada habis-habisnya. Selain keindahan alamnya, juga adat dan budayanya sangat unik. Masih ada beberapa masyarakatnya penganut agama suku Toraja di tempat ini, yaitu Aluk Todolo atau Alukta (untuk mengenal tentang Aluk Todolo klik di Sini)Di samping itu, masyarakatnya sangat menjunjung tinggi toleransi karena meskipun ini adalah Ritual Alukta mereka saling menghargai dan gotong royong untuk melaksanakannya, sehingga nilai pa'rapuan (kekerabatan) sangat nampak di sini.

Ma' nene' adalah ritual Alukta untuk mengenang arwah nenek moyang yang dinamakan To membali Puang yang dilaksanakan pada saat selesai memanen padi tahunan. Kali ini fokus saya di Dulang. Secara geografis Dulang terletak diantara perbatasan Bokko dan lingkungan Kelurahan Bebo’, Kecamatan Sangalla’ Utara, Kabupaten Tana Toraja. Jarak dari kota Makale adalah sekitar 15 Km, yang dapat ditempuh dengan 15-20 menit perjalanan dengan motor atau mobil.


Ritual yang saya sempat saksikan yaitu ma' ta'da atau ma' pakande tomatua adalah ritual untuk mempersembahkan korban berupa sesajian (sambako, bolu, sirih, pinang, rokok), uang, dan makanan (daging mentah potongan kecil, daging masak, nasi, belundak, air putih, dan tuak). Persembahan ini tujuannya untuk meminta berkat dan kelancaran dalam segala hal (mencari pekerjaan, sekolah, dll) kepada Puang Matua, Deata, dan To Membali Puang



Tempat Ritual terbagi atas 4 (empat) bagian utama yaitu: Pertama: tempat untuk mempersiapkan belundak. Di sini keluarga besar datang untuk membantu pengerjaan persiapan untuk memasak makanan yang akan dipersembahkan dan dikonsumsi bersama setelah ritual selesai. Kedua: tempat memasak berupa tungku batu atau besi dengan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar. Ketiga: Tempat menyembelih babi dan tempat ma' piong (piong adalah bambu yang digunakan untuk memasak daging dengan cara memasukkan daging kedalam bambu lalu dibakar dengan api). Di tempat ini, sebelum memotong hewan, diletakkan sirih dan kapur di tempat pembakaran pa' piong. Keempat: Tempat pemujaan dan persembahan kurban, semua persembahan mengarah ke Barat. Tempat ini terbagi lagi dari beberapa tempat, tergantung dari jumlah rumpun keluarga yang mau melakukan ritual ini. Dari setiap tempat utama, dibagi lagi atas 3 (tiga) tempat, Misalkan ketika saya menyaksikan ini, ada 3 (tiga) tempat keluarga besar. Jenis persembahan atau sesajian keluarga pun berbeda, tergantung dari status sosial dari tempat persembahan. Jenis nasi atau belundak untuk status Puang berbeda dengan status sosial lainnya.


Ini adalah warisan leluhur Toraja yang perlu untuk dilestarikan karena mengandung nilai filosopi yang tinggi yaitu: Orang Toraja sangat menghargai tanah, alam, padi, dan hewan yang menjadi sumber penghasil bahan makanan (sang serekan). Orang Toraja sangat menjunjung tinggi nilai kekerabatan dalam keluarga besar dan juga nilai gotong royong dalam masyarakat. Orang Toraja sangat menghargai dan menghormati leluhur mereka, dan mungkin masih banyak lagi nilai yang dapat digali didalamnya.

Salama', Sang Torayan...
CB (11 Oktober 2017)

Monday, August 28, 2017

Kombongan Ada' Basse Tangngana (Sangalla')


(Senin, 28 Agustus 2017) Dalam rangka menindak lanjuti Seminar Adat dan Budaya Toraja di Gedung Tammuan Mali' pada tanggal 19 Agustus yang lalu dengan rekomendasi Bupati Tana Toraja bahwa demi hasil kombongan yang maksimal maka perlu dibicarakan secara mendalam setiap wilayah adat masing-masing untuk selanjutnya menjadi acuan untuk Kombongan Ada' se-Kabupaten Tana Toraja yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2017, maka diadakan Kombongan Ada' ini.

Kombongan Ada' Basse Tangngana (Se-Sangalla') ini dilaksanakan di Tongkonan Se'pon, Kampung Balik, Lembang Tumbang Datu, Kecamatan Sangalla' Utara pada pukul 09.00 wita-selesai tadi. Peserta sangat antusias untuk menghadiri dan mengikuti kombongan ini, terbukti dengan jumlah peserta yang tetap sampai pada selesainya kegiatan tersebut.

Kegiatan ini dihadiri oleh setiap tokoh tallu lalikan (Pemerintah, Adat, dan Agama). Sebagai doa pembukaan dipimpin oleh Aluk Todolo (Alukta), doa Istirahat (jamuan kasih) oleh Pendeta Gereja Toraja, dan doa penutup oleh Pastor. Yang menjadi pembicara sekaligus selaku perampung dan penampung masukan dari peserta adalah Camat Se-Sangalla' (Sangalla', Sangalla' Utara dan Sangalla' Selatan).

Hal-hal yang dibicarakan adalah seputar Adat dan Budaya Toraja. Juga pergeseran nilai-nilai yang telah terjadi dalam tatanan masyarakat. Hal-hal yang dibicarakan adalah tentang Penggunaan busana pengantin, ma' dedek ba'ba, tongkonan, tongkonan layuk, penguburan bayi, "konvoi" penjemputan jenasah di jalan yang tidak sesuai dengan adat, Perda tentang Adat dan Budaya Toraja, dan masih banyak lagi hal-hal yang dibicarakan bersama.

Usul-usul tersebut ditampung dan dirampungkan untuk dibicarakan di Kombongan Ada se-Kabupaten Tana Toraja yang diadakan pada 30 Agustus nanti. Besar harapan peserta adalah bagaimana generasi sekarang dan generasi selanjutnya bisa mempertahankan Adat dan Kebudayaan Toraja yang tiada duanya ini. Budaya Toraja harus dilestarikan dan tetap berada pada nilai-nilai luhur yang sudah tertenun turun-temurun dalam kehidupan Masyarakat Toraja.

Tuesday, August 15, 2017

Bermain Paintball di Puncak Tertinggi Lolai


Pongtorra', "Puncak Lolai Tertinggi" adalah tempat wisata baru di Lolai yang baru beberapa minggu dibuka untuk umum, namun sudah banyak pengunjung yang mendatangi tempat ini. Tempatnya berada di Pongtorra', Kapala Pitu, Kabupaten Toraja Utara. Aksesnya juga gampang ke tempat ini karena di jalanan banyak petunjuk jalan yang akan mengarahkan kita.

Pongtorra' menyediakan beberapa destinasi yang bisa anda coba jika berkunjung ke sana. Antara lain:
1. Berfoto menikmati keindahan alam yang luar biasa indahnya. bukan hanya bisa dinikmati jika saat ada awan, tetapi siang hari sampai sorepun terasa bagus. Tarifnya lumayan murah untuk satu orang cukup menyediakan uang sebesar 10K saja.


2. Menikmati sensasi menginap diketinggian dengan suhu yang sangat dingin. Di sini disediakan beberapa tenda penginapan untuk menginap bagi yang ingin menikmati awan pada pagi harinya.

3. Acara piknik atau kegiatan yang melibatkan banyak orang. lokasi yang cukup luas menunjang untuk mengadakan kegiatan outdoor yang seru. Juga disediakan tenda/pondok.
4. Memanggang. Di sini tempat pemanggangan disiapkan, anda hanya membawa bahan makanan yang akan anda panggang dan nikmati di tempat ini.

5. Paintball. Paintball adalah suatu permainan dimana seseorang atau kelompok pemain berusaha mengalahkan pemain/kelompok lain dengan cara memberi tanda cat di tubuh lawan. Dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 72, Pihak dari pemilik tempat ini membuka secara resmi permainan ini pada tanggal 17 Agustus 2017 mendatang.

Menurut pengelola, tempat ini buka 24 Jam. Jika anda belum melihat tempat ini, anda bisa melihatnya dan mengakses di smartphone anda, nama tempatnya adalah "PUNCAK TERTINGGI LOLAI" yang menjadi lokasi pada GPS di Google Maps.

Berikut Videonya: Subscribe yah... 


Ayo reme-rame datang ke tempat ini...
Salama'...

Monday, August 7, 2017

Meriahnya Perayaan HUT-RI 72 di Lembang Saluallo


Dalam rangka perayaan HUT RI Ke 72, Lembang Saluallo, Kecamatan Sangalla' Utara, Kabupaten Tana Toraja mengadakan Tournament Olahraga Lembang Saluallo III. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 6-8 Agustus 2017 di Lapangan SDN 218 Saluallo. Diikuti oleh seluruh masyarakat Lembang Saluallo.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah untuk Anak-anak: makan kerupuk dan futsal, Pemuda: futsal, takrow, volley PA, dan volley PI, PKK: kasti, senam maumere, dan lari karung estafet (empat orang).

Hari ini adalah hari kedua pertandingan tournament tersebut. banyak masyarakat datang untuk berpartisipasi dan menyaksikan kemeriahan pertandingan tersebut. Inilah foto kemeriahan tadi sore:



Sunday, August 6, 2017

"Baksos" PPGT Klasis Sangalla' di Jemaat Lebani'


Pertemuan Triwulan adalah Program PPGT Klasis Sangalla' yang dilaksanakan tiga bulan sekali didalamnya ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu: Ibadah, Baksos, dan pembicaraan tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Kali ini yang menjadi tuan rumah adalah Jemaat Lebani' yang berada di Lebani'. Kegiatan Baksos yang dilakukan adalah mengangkat timbunan untuk menimbun samping gereja depan pastori, membersihkan lokasi gereja dan gedung gereja. Ini adalah wujud solidaritas antar Jemaat yang ada di Klasis Sangalla'.

Jemaat-Jemaat yang ada di Sangalla' yaitu: Jemaat Buntu Masakke, Jemaat Leatung, Jemaat Lampio, Jemaat Sarambu, Jemaat Rantela'bi', Jemaat Sibunuan, Jemaat Lengko, Jemaat Kambisa, Jemaat Meriba Tanete, Jemaat Tandung Mila, Cab. Kebaktian Mila', Jemaat Pniel Bebo', Jemaat Sarfat Imanuel Bebo' dan Jemaat Lebani'.

Dalam pertemuan ini, PPGT membicarakan tentang perampungan usaha Panitia Praya Kontingen Klasis Sangalla' dalam kegiatan Praya PPGT yang akan dilaksanakan dalam bulan depan di Museum Ne' Gandeng.

Inilah wajah-wajah keceriaan dalam melakukan Baksos:






 Salama', Salam Gesit, PPGT Jayalah!!!

Friday, August 4, 2017

Runtuhnya Eran Di Langi' sebagai Tanda Putusnya Hubungan dengan Puang Matua Versi 1


Konon menurut mitologi Toraja, hubungan Puang Matua (Tuhan Pencipta) sangat dekat dengan manusia. karena hubungan inilah sehingga kehidupan manusia sangatlah tentram dan aman, belum ada yang melakukan kejahatan

Semua manusia dapat bertatapan langsung dengan Puang Matua karena adanya Eran Di Langi' (tangga ke langit menuju Tuhan). Melalui tangga inilah manusia datang menghadap kepada Puang Matua untuk meminta pertimbangan dan saran atas apa yang ingin dilakukan atau direncanakan.

Semuanya ini berubah ketika ada seseorang bernama Saratu' Sumbung Pio naik ke langit untuk bertemu dengan Puang Matua untuk meminta sebuah nasihat. Ketika ia ingi kembali ke bumi, pandangannya mengarah ke pematik api yang terbuat dari emas milik Puang Matua. Kemudian dia tergoda untuk mengambilnya.Akhirnya Puang Matua Marah akan kejahatan yang dilakukan oleh manusia tersebut sehingga menendang tangga tersebut hingga jatuh dan runtuh.

Reruntuhan tangga itu jatuh ke Bumi, melintang dari selatan ke utara. Konon itulah yang menjadi bukit batu yang dilihat saat ini yang tersebar mulai dari Bamba Puang sampai ke Bukit Sarira di Toraja.

Semenjak saat itu manusia tidak lagi memiliki akses ke Puang Matua, kecuali melakukan ritual-ritual khusus. Hubungan langsung dengan Puang Matua saat itu mulai Putus karena ulah kejahatan manusia.

Thursday, August 3, 2017

Interaksi antara Injil dan Kebudayaan Toraja

(Lokasi: Jemaat tertua di Simbuang)

Interaksi antara Injil dan kebudayaan Toraja adalah upaya untuk melihat dan memahami hubungan-hubungan dinamis antara Injil dengan nilai-nilai dan konsep-konsep kehidupan yang dipelihara dan diwarisi serta dipandang sebagai pedoman hidup oleh orang Toraja dan masyarakat Toraja. Hubungan yang dinamis itu akan menghasilkan tarik ulur atau hubungan saling mempengaruhi antara keduanya yang berada di antara ketua titik yaitu konflik dan interaksi.

Di antara konflik dan interaksi mengandaikan terjadinya kompromitas, yaitu sebagai jalan tengah untuk menghindari benturan antarbudaya. Kompromitas itu berupa adaptasi, akomodasi, akulturasi, asimilasi, atau dalam kekristenan disebut inkulturasi (Katolik), dan kontekstualisasi (Protestan). Dalam kompromitas ini artinya bahwa unsur luar memposisikan dirinya sebagai yang “memandang”, sementara lokalitas diposisikan sebagai yang “dipandang”

2 Jembatan Gantung Unik di Toraja.


Berbicara tentang keunikan dan keindahan Bebo'-Tumbang Datu tidak ada habis-habisnya. Mulai dari Alamnya yang masih lestari, budayanya yang unik, dan toleransinya yang luar biasa. 

Bebo'-Tumbang Datu adalah salahsatu desa wisata yang terletak di Kelurahan Bebo' dan Lembang Tumbang Datu, Kecamatan Sangalla' Utara Kabupaten Tana Toraja.

Kali ini kita akan membahas tentang Jembatan Gantung. Jembatan yang terdapat di sini sangat eksotis dan juga sangat menegangkan bagi yang takut melewati jembatan gantung. Kedua jembatan gantung ini lokasinya berbeda. Jembatan yang pertama dan yang paling tua terletak di belakang kantor Kelurahan Bebo'.
Berikut gambarnya:

Sebelum sampai ke jembatan itu anda akan melewati pematang yang begitu memanjakan mata.

Jembatan yang kedua terletak di Bokko yang tak kalah indah dengan jembatan yang pertama tadi. Berikut gambarnya:

Tempat ini sangat sejuk dan membuat hati terasa tentram ketika duduk di sisi jembatan. Jembatan ini merupakan jembatan yang biasanya dikunjungi oleh photographer untuk melakukan sesi Photo pre wedding.




Anda tertarik mengunjungi tempat ini? Atau mencoba tantangan menyebrangi jembatan ini? Berikut Video menyebrang yang mungkin membuat anda merinding...

Monday, July 31, 2017

Kaka Slank, Istri dan Anaknya di Toraja Menyaksikan Prosesi Rambu Solo'

(Tagari, Kelurahan Bebo', Senin 31 Juli 2017)
Akhadi Wira Satriaji atau kerap disapa Kaka Slank datang berkunjung ke Toraja untuk pertama kalinya bersama Istri dan anak-anaknya. Dia sudah beberapa hari di Toraja. Kali ini dia datang berkunjung ke suatu prosesi Rambu Solo' (Harafiah: Rambu=Asap, dan Solo'=Turun, yaitu Upacara yang dilakukan pada saat matahari sudah mulai terbenam pukul 12.01) acara pemakaman yang bisanya dilakukan di Toraja.

Lokasi yang didatangi adalah di Tagari, Kelurahan Bebo', Kecamatan Sangalla' Utara, Kabupaten Tana Toraja. (Lokasi ini adalah perbatasan antara Kelurahan Bebo' dengan Lampio, namun aluk atau adat Lampio yang berlaku)

Kaka Slank sangat menikmati keindahan Alam dan Budaya Toraja yang unik dan tiada duanya. Menurutnya, Toraja ini "sangat luar biasa". Dia bersama keluarga datang ke upacara rambu solo' pada saat ma'paranduk/ma' karu'dusan adalah prosesi pembukaan dalam acara rambu solo' dengan mengumpulkan kerbau yang akan di potong untuk acara ini, kemudian memindahkan jenasah ke lakkian, lalu dipotonglah seekor kerbau betina sebagai tanda ma' karu'dusan.

Istri Kaka tidak tega melihat prosesi ini karena pemotongan kerbau atau ma' tinggoro tedong (dilakukan dengan sekali tebas pada leher kerbau), dia sempat meneteskan air matanya.

Kaka dan keluarga juga menikmati "KoTor" (Kopi Toraja) yang mendunia, mereka duduk melantai dalam Lantang sambil menikmati kopi.

Berikut Video singkatnya:


Kurre Sumanga', Salama'...

Mengenal Klasis Parandangan Sebagai Tuan Rumah KamNas Remaja II SMGT

Klasis Parandangan adalah salah satu Klasis yang berada dalam lingkup pelayanan BPS Wilayah II Rantepao. Klasis Parandangan terdiri da...